
Mengulik Metode Penelitian Hubungan Internasional Bersama Professor Yejing
Yogyakarta - ‘Only positivism need research method in International Relations,’ ujar Professor Yejing, University of International Business and Economics, Beijing, China dalam kegiatan kuliah umum dengan topik Research Methods in International Relations pada Selasa (29/10) yang diselenggarakan oleh Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Amikom Yogyakarta secara daring yang dihadiri 94 peserta. Isti Nur Rahmahwati, S.IP., LL.M., Ph.D turut hadir sebagai moderator acara.
Melalui ungkapan Professor Yejing diatas, beliau menafsirkan bahwa dalam lingkup Hubungan Internasional hanya positivisme yang memerlukan metode penelitian. Positivisme berusaha membangun hubungan kausalitas antara fenomena sosial sehingga mengembangkan model-model yang bersifat menjelaskan dan prediktif. Secara tradisional, kaum positivis beranggapan bahwa tujuan ilmu sosial untuk mengejar pertanyaan-pertanyaan empiris sementara yang lain normatif. Jika dapat memisahkan pertanyaan empiris dan normatif, maka ilmu sosial dapat bersifat objektif dan bebas nilai.
Selanjutnya dalam menggunakan metode statistik terdapat 3 langkah mudah, ‘steps to use statistical method, working out the hypothesis(...) hypothesis is a theory without evidence, then you need to collect the data of independent, dependent, and control variables, (last) run the statistical software and get know the relationship,’ ungkap Professor Yejing.
Lebih lanjut, perbandingan riset antara kuantitatif dan kualitatif dapat dilihat berdasarkan fokusnya, kuantitatif berfokus pada efek rata-rata variabel independen, sedangkan kualitatif fokus pada hubungan kausalitas. Selain itu, penelitian kualitatif selalu memberi perhatian terhadap kasus-kasus penting dan luar biasa kemudian penelitian kuantitatif menekankan model umum yang tidak memperhatikan kasus luar biasa. Professor Yejing menekankan bahwa, ‘usually you need to use a mixed methods, so you can mix quantitative and qualitative methods.’